Kepindahan Jardiknas dari BKLN ke Pustekkom ternyata menimbulkan reaksi yang beragam dari masyarakat pengguna jardiknas. Ada yang pro, namun lebih banyak yang kontra. Terlebih lagi sejak kepindahan itu banyak hal yang terjadi yang sedikit banyak mengganggu kenyamanan para pengguna jardiknas

Sejak 1 april, awal kepindahan hingga sekarang, sudah tidak terhitung berapa kali terjadi gangguan koneksi internet jardiknas, kemudian muncul informasi tentang penurunan bandwith yang dimaksudkan untuk memperluas konten lokal, dan banyak isu lain yang membuat para pengguna jardiknas merasa “terancam”, karena tidak bisa menikmati akses internet gratis lagi.

Satu-satunya orang BKLN yang mengikuti kepindahan jardiknas hanyalah pak kwarta, sehingga beliau seperti dihakimi oleh para pengguna jardiknas. Pak Khalid yang menyertai pak gatot pindah ke Seamolec, sepertinya juga merasa kehilangan jardiknas, sehingga seolah-olah ikut-ikutan menyerang pak Kwarta.

Keadaan semacam ini sangat tidak kondusif bagi keberlangsungan jardiknas secara keseluruhan ditengah kesibukan Pustekkom menyiapkan Pelatihan Pemanfaatan TIK dan Pelatihan Teknisi TIK, serta Seamolec yang juga sedang menyiapkan Program 1 juta mahasiswa.

Semoga, keadaan ini segera berlalu, dan semua pihak yang berkepentingan bisa menahan diri agar suasana bisa segera kembali kondusif. Sebagai masyarakat pengguna jardiknas, mari kita kawal agar jardiknas tidak melenceng dari khittohnya. Jangan dulu berburuk sangka, sebab bisa jadi yang terjadi pada diri kita addalah sesuai dengan prasangka kita

Salam jardiknas